Para ilmuwan melakukan analisis kimia pada fragmen tembikar dari 34 saringan ditemukan di Polandia untuk menentukan kegunaan mereka. Sampai saat ini, para ahli tidak yakin apakah saringan tersebut digunakan untuk membuat keju, bir atau madu.
Meskipun tidak ada tes definitif untuk keju, Richard Evershed di University of Bristol dan rekannya menemukan sejumlah besar residu lemak susu pada pecahan tembikar dibandingkan dengan pot memasak atau penyimpanan dari situs yang sama. Yang menunjukkan bahwa saringan secara khusus digunakan untuk memisahkan dadih yang kaya lemak dari susu cair dalam susu yang menjadi asam dalam proses pembuatan keju mentah.
"Hal itu adalah argumen forensik yang sangat menarik bahwa hal itu berhubungan dengan keju," ujar Evershed. "Tidak banyak proses susu yang memerlukan proses penyaringan," ujarnya. Dia dan rekannya tidak yakin apa jenis susu yang digunakan, namun ada banyak tulang sapi di wilayah itu. Studi ini dipublikasikan secara online pada Rabu oleh jurnal “Nature”.
"Ini adalah bukti jelasnya," ujar Paul Kindstedt, seorang profesor ilmu gizi dan makanan di University of Vermont dan penulis "Cheese and Culture" yang tidak terlibat dalam penelitian.
"Hampir tak terbayangkan bahwa residu lemak susu dalam saringan berasal dari apa pun selain keju," ujar Kindstedt, menambahkan bahwa banyak ahli menduga keju dibuat di Turki pada 2.000 tahun lebih awal dari temuan terbaru di Polandia, tetapi bahwa tidak ada bukti definitif.
Dia mengatakan penemuan pembuatan keju menandai perkembangan besar bagi orang-orang Neolitik dan memberi mereka keuntungan bertahan hidup dengan memungkinkan mereka untuk mengubah susu menjadi makanan yang menyediakan kalori, protein, dan mineral. Pada saat itu, populasi orang dewasa sebagian besar alergi dengan laktosa, sehingga mereka membuat produk dengan laktosa yang lebih sedkit, seperti keju, sehingga semua orang dapat mencerna nutrisi dalam susu.
Kindstedt mengatakan keju yang paling awal kemungkinan besar mirip dengan keju ricotta dan fromage frais. Dia menduga mereka memakan keju segera setelah dibuat atau menguburkan mereka dalam pot selama berbulan-bulan setelah itu, menyimpannya untuk musim dingin ketika makanan langka.
Keju juga menjadi bumbu diet Neolitik. "Makanan yang sangat membosankan dan monoton," ujar Kindstedt, mencatat ketergantungan petani prasejarah pada bubur gandum.
Setelah terkubur dalam tanah selama berbulan-bulan, kata dia, keju akan menjadi tahan lama dan berbau cukup tajam.
"Mereka mungkin tidak akan menjadi pilihan pertama bagi banyak orang saat ini," ujar Kindstedt. "Tapi aku ingin mencobanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar