Teman

Selasa, 18 Desember 2012

Freeport Adalah VOC Masa Kini

PT Freeport Indonesia adalah satu-satunya korporasi penjajah yang masih eksis dan terjaga di tanah Papua Barat, Indonesia. Neo kolinialisme adalah sebutan yang sangat tepat untuk menggambarkan korporasi pengeruk emas terbesar di Indonesia ini. Bahkan pengerukan tambang Grasberg, yang merupakan tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia ini, tidak hanya mengeruk tanah tetapi juga mengeruk kemerdekaan rakyat Papua. Akan tetapi apakah ada perbedaan antara neo kolonialisme dan kolonialisme?



Jika kita melihat ke sejarah bangsa Indonesia, kita pasti sangat ingat dengan kolonialisme yang dilakukan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Jika dilihat dari pola sistem penjajahan, VOC di Nusantara dapat dikatakan tidak secara langsung menjajah Indonesia, karena VOC menjajah kita lewat para penguasa pribumi. Para pejabat pribumi inilah yang membiarkan bahkan menjaga agar VOC dapat dengan leluasa menguras rempah-rempah dari tanah Nusantara.



Coba bandingkan VOC yang dahulu menjajah Nusantara dan didukung oleh pejabat pribumi, dengan Freeport yang saat ini masih bebas mengeruk tanah Papua dan dibiarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Jika dilihat dari sisi ini, jelas tidak ada bedanya antara Freeport dan VOC! Keduanya adalah korporasi penjajah yang didukung oleh penguasa pribumi. Perbedaanya hanya pada masanya, VOC didukung oleh penguasa pribumi, sedangkan Freeport sekarang didukung oleh pemerintah Indonesia.



Selain perbedaan komoditas, hanya perbedaan jaman yang membedakan antara kolonialisme ala VOC (rempah-rempah) dan neo kolonialisme ala Freeport (emas).

Akan tetapi, bukankah katanya Indonesia sudah merdeka? Mengapa masih ada korporasi penjajah seperti Freeport yang mengeruk emas dari tanah Papua? Bukankah Irian atau Papua Barat adalah bagian dalam NKRI yang sudah merdeka? Jika sudah merdeka, mengapa Papua masih dijajah oleh Freeport? Mengapa pemerintah RI membiarkan penjajahan Freeport terhadap tanah Papua?

Bukan bermaksud menuduh, tapi dari film dokumenter "Alkinemokiye" ada salah satu fakta yang menarik yang mengundang pertanyaan. Disebutkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, Freeport mengeluarkan dana Rp 711 Miliar untuk "uang keamanan" yang diberikan kepada para aparat pemerintah RI. Untuk apa Freeport memberikan uang sebesar itu kepada aparat pemerintah RI? Tentu saja untuk "mengamankan" penjajahan Freeport di tanah Papua!



Fakta lain dalam Alkinemokiye yang juga tidak kalah menarik adalah demo terbesar yang dilakukan buruh Freeport, pada 15 September 2011. Disebutkan 8.000 dari 22.000 pekerja Freeport Indonesia melakukan aksi mogok menuntut kenaikan upah dari US $3,5/jam menjadi US $7,5/jam. Akan tetapi bukan kenaikan gaji yang mereka dapat, malah beberapa kawan mereka yang mati ditembak oleh penembak misterius. Setidaknya sejak bulan Juli 2009 sampai dengan bulan November 2011, 11 buruh dan sub-kontraktor Freeport, mati secara misterius.

Film Alkinemokiye bahkan sempat dilarang diputar dalam acara "Screen Below The Wind Festival" di Ubud, Bali, pada 16 November 2012 kemarin. Pelarangan ini langsung dilakukan oleh polisi dari Polda Ubud, yang langsung berjaga disekitar tempat SBWFestival berlangsung. Meskipun keadaan festival film dokumenter se-ASEAN itu sempat menjadi tegang, akhirnya acara langsung dilanjutkan dengan diskusi dengan sutradara film dokumenter Alkinemokiye, Dandhy Dwi Laksono. Mungkin karena kedatangan dan pencekalan polisi juga, Film Alkinemokiye akhirnya menjadi film dokumenter terfavorit dalam acara SBWFest.

Bisa kita lihat, Freeport yang sudah membayar "uang keamanan" kepada aparat pemerintah, sangat khawatir dengan kebenaran dalam Alkinemokiye. Sehingga film dokumenter Alkinemokiye, yang bercerita tentang perjuangan buruh Freeport, dicekal pemutarannya dalam SBWFestival.
Gerakan Anti Rokok Dalam Sejarah Akhir-akhir ini muncul fenomena antirokok di kalangan masyarakat. Sementara fenomena antirokok saat ini mungkin tampak tak terbendung (tetapi mungkin pula akan kehilangan momentumnya), larangan merokok sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Bahkan, orang segalak Hitler pun melarang rokok. Berikut ini beberapa gerakan bebas asap rokok yang sebelumnya terjadi dalam sejarah. 1624 Berpedoman pada logika bahwa penggunaan tembakau dapat mengakibatkan bersin-bersin, Paus Urbanus VIII mengeluarkan larangan merokok di seluruh dunia dan mengancam akan mengucilkan para perokok dan penghisap tembakau di tempat-tempat suci. Seabad kemudian, Paus Benediktus XIII yang menyukai tembakau mencabut semua larangan merokok dan pada tahun 1779, Vatikan membuka pabrik tembakaunya. 1633 Sultan Murad IV melarang rokok di Kekaisaran Ottoman. Namun penggantinya, Ibrahim Mad justru mengangkat larangan itu pada tahun 1647. Tembakau pun segera menjadi indulgensi bersama kopi, anggur, dan opium. Menurut sejarawan yang hidup semasa pemerintahan Ibrahim, rokok menjadi salah satu dari "empat bantal di sofa kesenangan." 1634 Tsar Rusia, Michael, mengeluarkan larangan merokok dan akan menghukum para pelanggarnya dengan hukuman cambuk, deraan, bahkan akan membuang mereka ke Siberia. Pada 1674, perokok dianggap penjahat yang pantas diganjar hukuman mati. Tetapi, dua tahun kemudian, larangan merokok dihapuskan. 1646 General Court of Massachusetts Bay melarang warganya merokok, kecuali bila dalam perjalanan yang setidaknya sejauh lima mil dari kota manapun. Tahun berikutnya, Colony of Connecticut membatasi setiap warga hanya boleh merokok satu batang per hari. Meskipun beberapa undang-undang antirokok tetap dipakai selama beberapa dekade, tetapi karena kurangnya penegakan, dan pada awal 1700an, New England merupakan konsumen utama dan produsen tembakau. 1891 Rakyak Iran memprotes shah yang memberikan konsesi tembakau kepada Inggris. Protes tersebut kemudin mengakibatkan Ayatollah Haji Mirza Hasan Shirazi mengeluarkan fatwa yang melarang umat Syiah menggunakan ataupun memperdagangkan tembakau. Konfrontasi antara shah Iran dan ulama soal tembakau kemudian memicu Pemberontakan Tembakau. Namun pada tahun-tahun berikutnya, setelah bisnis negara yang terkait dengan Inggris dicabut, umat Syiah Iran justru dengan senang hati merokok. 1895 North Dakota melarang penjualan rokok. 26 tahun kemudian, 14 negara bagian lainnya juga melakukan gerakan serupa. Pada tahun 1920, seorang tokoh gerakan antirokok, Lucy Gaston, mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada tahun 1920. Pada tahun yang sama, pencalonan Warren G. Harding justru ditentukan oleh ketua Partai Republik di sebuah "kamar penuh asap." Sejak tahun 1927, semua legislasi asap bebas―kecuali larangan merokok untuk anak-anak―dicabut. 1942 Adolf Hitler menyebut tembakau sebagai "kemurkaan manusia merah terhadap manusia putih yang dendam karena telah diberi minuman keras." Ia juga mengarahkan salah satu kampanye antirokok yang paling agresif dalam sejarah, termasuk meberlakukan pajak berat dan larangan merokok di tempat umum. Tetapi, gerakan antirokok kehilangan sebagian momentumnya setelah dibentuknya Pengadilan Militer Nuremberg pasca PD II. Selama pertengahan tahun 1950an, konsumsi tembakau dalam negeri melebihi tingkat sebelum perang.

Read more at: http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/12/gerakan-anti-rokok-dalam-sejarah.html
@copyright kabarmasasilam.blogspot.com
Gerakan Anti Rokok Dalam Sejarah Akhir-akhir ini muncul fenomena antirokok di kalangan masyarakat. Sementara fenomena antirokok saat ini mungkin tampak tak terbendung (tetapi mungkin pula akan kehilangan momentumnya), larangan merokok sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Bahkan, orang segalak Hitler pun melarang rokok. Berikut ini beberapa gerakan bebas asap rokok yang sebelumnya terjadi dalam sejarah. 1624 Berpedoman pada logika bahwa penggunaan tembakau dapat mengakibatkan bersin-bersin, Paus Urbanus VIII mengeluarkan larangan merokok di seluruh dunia dan mengancam akan mengucilkan para perokok dan penghisap tembakau di tempat-tempat suci. Seabad kemudian, Paus Benediktus XIII yang menyukai tembakau mencabut semua larangan merokok dan pada tahun 1779, Vatikan membuka pabrik tembakaunya. 1633 Sultan Murad IV melarang rokok di Kekaisaran Ottoman. Namun penggantinya, Ibrahim Mad justru mengangkat larangan itu pada tahun 1647. Tembakau pun segera menjadi indulgensi bersama kopi, anggur, dan opium. Menurut sejarawan yang hidup semasa pemerintahan Ibrahim, rokok menjadi salah satu dari "empat bantal di sofa kesenangan." 1634 Tsar Rusia, Michael, mengeluarkan larangan merokok dan akan menghukum para pelanggarnya dengan hukuman cambuk, deraan, bahkan akan membuang mereka ke Siberia. Pada 1674, perokok dianggap penjahat yang pantas diganjar hukuman mati. Tetapi, dua tahun kemudian, larangan merokok dihapuskan. 1646 General Court of Massachusetts Bay melarang warganya merokok, kecuali bila dalam perjalanan yang setidaknya sejauh lima mil dari kota manapun. Tahun berikutnya, Colony of Connecticut membatasi setiap warga hanya boleh merokok satu batang per hari. Meskipun beberapa undang-undang antirokok tetap dipakai selama beberapa dekade, tetapi karena kurangnya penegakan, dan pada awal 1700an, New England merupakan konsumen utama dan produsen tembakau. 1891 Rakyak Iran memprotes shah yang memberikan konsesi tembakau kepada Inggris. Protes tersebut kemudin mengakibatkan Ayatollah Haji Mirza Hasan Shirazi mengeluarkan fatwa yang melarang umat Syiah menggunakan ataupun memperdagangkan tembakau. Konfrontasi antara shah Iran dan ulama soal tembakau kemudian memicu Pemberontakan Tembakau. Namun pada tahun-tahun berikutnya, setelah bisnis negara yang terkait dengan Inggris dicabut, umat Syiah Iran justru dengan senang hati merokok. 1895 North Dakota melarang penjualan rokok. 26 tahun kemudian, 14 negara bagian lainnya juga melakukan gerakan serupa. Pada tahun 1920, seorang tokoh gerakan antirokok, Lucy Gaston, mengumumkan pencalonannya sebagai presiden pada tahun 1920. Pada tahun yang sama, pencalonan Warren G. Harding justru ditentukan oleh ketua Partai Republik di sebuah "kamar penuh asap." Sejak tahun 1927, semua legislasi asap bebas―kecuali larangan merokok untuk anak-anak―dicabut. 1942 Adolf Hitler menyebut tembakau sebagai "kemurkaan manusia merah terhadap manusia putih yang dendam karena telah diberi minuman keras." Ia juga mengarahkan salah satu kampanye antirokok yang paling agresif dalam sejarah, termasuk meberlakukan pajak berat dan larangan merokok di tempat umum. Tetapi, gerakan antirokok kehilangan sebagian momentumnya setelah dibentuknya Pengadilan Militer Nuremberg pasca PD II. Selama pertengahan tahun 1950an, konsumsi tembakau dalam negeri melebihi tingkat sebelum perang.

Read more at: http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/12/gerakan-anti-rokok-dalam-sejarah.html
@copyright kabarmasasilam.blogspot.com
Akhir-akhir ini muncul fenomena antirokok di kalangan masyarakat. Sementara fenomena antirokok saat ini mungkin tampak tak terbendung (tetapi mungkin pula akan kehilangan momentumnya), larangan merokok sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Bahkan, orang segalak Hitler pun melarang rokok. Berikut ini beberapa gerakan bebas asap rokok yang sebelumnya terjadi dalam sejarah.

Read more at: http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/12/gerakan-anti-rokok-dalam-sejarah.html
@copyright kabarmasasilam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar