Teman

Sabtu, 09 Februari 2013

Cadborosaurus terekam kamera di teluk Nushagak, Alaska

Pada tahun 2009, ada desas-desus kalau seorang nelayan di Alaska telah berhasil merekam makhluk misterius yang disebut sebagai Cadborosaurus dan menyerahkan hasil rekaman itu kepada Discovery Channel. Desas-desus itu ternyata benar dan pada hari ini Discovery channel akan menayangkan rekaman tersebut secara exclusive.

Apakah kita telah mendapatkan bukti keberadaan makhluk cryptid Cadborosaurus?

Bisa saja. Walaupun masih terlalu jauh untuk menyimpulkannya dengan pasti.

Rekaman yang menarik ini diambil oleh seorang nelayan di teluk Nushagak, Alaska, pada tahun 2009, dan akan ditayangkan perdana hari ini pada acara "Hillstranded", sebuah dokumenter spesial dari Discovery Channel.

Pada rekaman tersebut, terlihat adanya seekor (atau lebih) makhluk panjang seperti ular sedang berenang di teluk. Ukurannya kurang lebih sekitar 6 sampai 9 meter dengan punuk di punggungnya. Makhluk itu juga menyemburkan air dari punggungnya seperti seekor ikan paus. Ini cukup luar biasa karena tidak ada ikan yang menyemburkan air dari punggungnya selain paus. Makhluk dalam rekaman tersebut, jelas bukan seekor paus.

Ini screen shot rekaman tersebut. Kalian bisa menyaksikan cuplikan dari discovery channel di akhir postingan ini.







Ketika melihat makhluk dalam rekaman tersebut, mungkin orang-orang akan segera menghubungkannya dengan Nessie, cryptid paling termashyur di dunia dari Lochness, Skotlandia. Namun, para cryptozoologyst yang menyaksikannya menemukan kalau makhluk itu lebih mirip dengan makhluk cryptid lainnya, yaitu Cadborosaurus, yang diberi nama berdasarkan teluk Cadboro di British Columbia, tempat makhluk jenis ini pertama kali ditemukan.

Paul LeBlond, mantan kepala Department of Earth and Ocean Sciences di universitas British Columbia mengatakan kepada Discovery News kalau ia sangat terkesan dengan rekaman tersebut. LeBlond pernah membantu menulis buku mengenai Cadborosaurus yang berjudul "Cadborosaurus: Survivor from the deep".

"Walaupun rekaman itu diambil pada situasi yang sedikit hujan dan kapal yang bergoyang, rekaman itu terlihat sangat asli."

Cadborosaurus sendiri memiliki nama julukan Cadborosaurus Willsi, yang berarti reptil atau kadal dari teluk Cadboro. Namun, kadang-kadang orang-orang hanya menyebutnya sebagai Caddy.

Makhluk ini dianggap sebagai salah satu jenis ular laut yang memiliki kepala seperti kuda, mata yang besar dan punggung yang berpunuk.

Penampakan makhluk seperti ini telah dilaporkan selama puluhan tahun. Namun baru pada tahun 1937 ditemukan bangkainya di Queen Charlotte Island, British Columbia. Bangkai itu ditemukan di dalam perut seekor ikan paus.

Sejak saat itu, nama Cadborosaurus mulai dikenal secara luas.






Bangkai Cadborosaurus yang misterius itu kemudian diteliti dan disimpulkan sebagai bangkai anak paus. Namun kesimpulan ini ditolak oleh sebagian orang, termasuk oleh pekerja yang menemukannya pertama kali.

Misteriusnya, bangkai itu kemudian hilang entah kemana.

Karena itu, rekaman Alaska menjadi sangat penting bagi para cryptozoolgyst yang ingin meneliti kembali kemungkinan keberadaan makhluk ini.

Banyak peneliti percaya kalau Cadborosarus adalah sejenis belut raksasa atau Frill Shark (Yang memang berbentuk mirip belut). Namun LeBlond menyangsikannya karena gerakan makhluk yang terlihat dalam rekaman tidak seperti gerakan seekor ikan.

"Pastilah makhluk (dalam rekaman) itu sejenis reptil atau mamalia karena ia bergerak naik turun (berosilasi) secara vertikal. Ikan sendiri bergerak ke kiri dan kanan."

Tentu saja satu-satunya cara untuk menentukan identitas makhluk itu adalah dengan menemukan makhluk misterius tersebut. Rekaman ini mungkin bisa menjadi patokan bagi para cryptozoolgyst.

Jim Covel, senior manager pada Monterey Bay Aquarium, menyimpulkannya dengan sangat baik.

"Kita memang masih menemukan banyak spesies baru di dalam lautan sehingga memungkinkan beberapa orang untuk mengakomodasi pikiran-pikiran seperti ini dan mengisi kekosongan yang ada dengan imajinasi. Namun, hal ini menunjukkan betapa eksplorasi ilmiah sangat dibutuhkan."

Siapa tahu, mungkin suatu hari Cadborosaurus yang misterius itu akan muncul kembali.

Sumur Okiku, Sumur yang Penuh Misteri


Sumur Okiku? Apakah Sumur ini dihuni oleh Boneka Okiku Yang Penuh Misteri itu, sehingga dinamakan nama yang sama? Sayang sekali bukan. Lalu kenapa dinamakan Okiku? Begini ceritanya...

Sebuah cerita hantu populer Jepang, kebenaran masih dipertanyakan. Seorang pekerja di sebuah kastil Himeji bernama Okiku yang merupakan pelayan yang sangat setia kepada tuannya jatuh cinta kepada seorang samurai pengikut daimyo (raja di jaman feudal). Pengikut lain daimyo yang juga majikan gadis itu sedang merencanakan untuk menggulingkan tuannya.

Gadis itu mengetahui rencana tersebut dan memberitahu kekasihnya, sehingga rencana tersebut gagal. Majikan Okiku kemudian mengetahui hal ini dan bersumpah untuk membalas dendam. Salah satu tugas Okiku adalah merawat 10 buah piring berharga koleksi Si Tuan Besar dan merasa sangat terhormat melaksanakan tugas itu karena saking berharganya dan pentingnya piring'-piring tersebut. Sayangnya, Majikan Okiku tadi menuduh Okiku menghilangkan barang berharga majikannya yaitu beberapa piring keramik, sebuah kejahatan yang diancam dengan hukuman mati.

Ironinya, Tuan Besar yang dia puja dan telah diselamatkan nyawanya, juga menuduh Okiku mencuri piring tersebut lantas menjatuhkan hukuman mati karenanya. Sebelum dibunuh, Okiku disiksa terlebih dahulu. Tubuhnya digantung di atas sumur, dicelupkan di dalam sumur dan dan diangkat lagi lalu dipukul dengan batang kayu. Hingga akhirnya meninggal ditebas pedang.Kemudian mayatnya di buang ke dalam sumur.

Sejak saat itu, setiap dini hari terdengar isak tangis dan suara menghitung dari dalam sumur. Suara menghitung itu hanya sampai pada hitungan sembilan saja, kemudian berubah menjadi lengkingan tangis yg mengerikan karena tidak berhasil menemukan piring ke sepuluh. Sejak saat itu, Sumur itu terkenal dengan misterinya dan diberi nama Sumur Okiku

Misteri Bunyi Lonceng Kematian Soli Deo Gloria


Soli Deo Gloria, demikian nama lonceng itu. Lonceng besar yang menggantung di atap menara stadhuis (balai kota) Batavia di sekitar abad 18 itu terkesan begitu mengerikan. Pasalnya setiap kali lonceng ini berbunyi, itu pertanda ada tawanan, yang dinilai jahat oleh Pemerintah Belanda kala itu, yang akan menemui ajal dihukum gantung.

Bagian menara memang tidak dibuka untuk umum karena kondisi atap gedung dan menara tak lagi memungkinkan dilewati banyak orang. Ruangan di menara di mana lonceng berada juga sempit. Untuk sampai di atas menara, orang harus melewati dua tangga yang curam.

Sampai di atas menara, akan menemukan sebuah alat penggerak kuno yang sudah lama tak terpakai. Pada alat itu menggantung semacam bandul. Lonceng yang terbilang kecil menempel di bagian atas. Di dekat lonceng ini ada besi yang dikaitkan dengan engkol. Jika engkol ditarik kemudian dilepas, maka besi tadi akan memukul lonceng. Bunyinya tak sebanding dengan cerita-cerita masa lalu, di mana saat “Lonceng Kematian” ini berdentang, pertanda rakyat akan menyaksikan malaikat pencabut nyawa menggantung pesakitan.

Lonceng ini akan dibunyikan untuk memanggil semua warga di dalam maupun di luar tembok Batavia untuk menyaksikan hukuman gantung.

Lonceng yang bertuliskan Soli Deo Gloria dari abad 18 itu terbuat dari besi dengan bentuk kokoh. Lonceng buatan tahun 1742 itu rasanya sudah tak jelas keberadaannya. Di masa Gubernur DKI Ali Sadikin, 1973, gedung bekas balai kota ini mengalami pemugaran besar-besaran.Sayangnya, tak ada data yang menyebutkan bagian mana saja yang sudah dipugar dan diganti dengan material baru.

Menurut arkeolog yang juga Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua Candrian Attahiyyat, kemungkinan besar lonceng pun ikut diganti. “Lonceng yang sekarang kan kecil. Kemungkinan sudah mengalami perubahan sejak sebelum 1973, tapi bisa juga pada saat pemugaran besar tahun 1973,” ujarnya.

Dalam buku “Dari Stadhuis ke Museum” , Hans Bonke dan Anne Handojo menyebutkan, tanggal 25 Januari 1707, Petronella Wilhelmina, putri Gubernur Jenderal Joan van Hoorn (1704-1709) meletakkan batu pertama. Menara kecil dipasang di atas atap dan lonceng dipasang kembali di sisi bordes.

Dalam catatan lain, lonceng dibikin tahun 1742, itu artinya selama abad 18 saja sudah terjadi perubahan. Bisa jadi lonceng kematian dibikin setelah terjadi pembantaian orang China pada 1740. Eksekusi terakhir yang mengikutsertakan lonceng kematian terjadi pada 1896. Tjoen Boen Tjeng dihukum gantung karena terlibat dalam penjarahan.

Buku ini juga mencatat, setelah tahun 1870 para juru foto dari Woodbury & Page yang membuat foto-foto pertama di Batavia menunjukkan bahwa bagian depan stadhuis sudah banyak berubah dalam 20 tahun terakhir.Sayang perubahan yang terjadi di sepanjang abad 18, 19, hingga 20 tak banyak tercatat secara detil.

Legenda Makhluk Misterius El Ucumar

Ucumar Zupai ( terkadang disebut Sachayoj, Ucu, Ukumar-zupai,Ucamari,Jucamari ) merupakan makhluk cryptoid yang dideskripsikan berbentuk seperti Bigfoot dan atau Yeti, sehingga mahkluk ini dikenal dengan sebutan Yeti Argentina. Ucumar Zupai diduga hidup di daerah pegunungan di wilayah Chili dan Argetina. Makhluk ini dikatakan memiliki tinggi sekitar 5 - 7 kaki, berjalan dengan tegak, berbulu, dan mata yang kecil serta tangan dan kaki yang besar. Beberapa saksi mata mengatakan jika makhluk ini berbentuk setengah manusia setengah beruang, sehingga dapat dibayangkan seperti apa rupa makhluk ini.



Menurut kisah penduduk lokal, ucumar zupai suka memakan tumbuhan bernama payo, yaitu sejenis tumbuhan yang mirip dengan kubis. Makhluk ini juga mengeluarkan suara yang aneh, seperti " uhu...uhu...uhu. "

Laporan penampakan pertama terjadi pada bulan Mei 1958 ketika sekelompok orang yang sedang berkemah di Rengo, sekitar 50 mil dari Santiago, Chili melaporkan penampakan yang mereka lihat sewaktu berkemah, dan mereka mereka mengatakan jika makhluk itu mirip dengan manusia kera. Polisi kemudian menginvestigasi tempat tersebut dan mendapatkanlaporan dari salah satu saksi mata, yaitu Carlos Emanuel Soto. Carlos mengatakan jika ia melihat makhluk dengan fisik seperti manusia, namun seluruh tubuhnya tertutup dengan bulu, ia bahkan bersumpah dengan apa yang dilihatnya. Ia melihat makhluk itu di daerah Cordilleras, salah satu dari 6 provinsi di Santiago.


Pada tahun 1956, seorang geologis bernama Audio L. Pitch menemukan jejak kaki misterius dengan panjang 17 inci. Jejak tersebut tentu saja berbeda dengan jejak kaki manusia pada umumnya. Jejak kaki misterius itu ditemukan di sisi pegunungan Andes, Argentina pada ketinggian lebih dari 16 ribu kaki. Jejak serupa juga pernah ditemukan di daerah La Salta, Argentina.


Penduduk dari Tolor Grande pernah melaporkan sebuah kejadian aneh kepada seorang wartawan koran lokal. Mereka mengatakan jika saat malam tiba, para penduduk mendengar suara aneh. Suara tersebut seperti sebuah paduan suara yang mengerikan dan sepertinya berasal dari dekat gunung Curu - curu. Para penduduk menganggap suara tersebut adalah suara Ucumar Zupai dan suara tersebut menjadi sebuah teror bagi masyarakat Tolor Grande.

Walaupun belum ada bukti pasti mengenai keberadaan makhluk ini, namun suara - suara aneh yang berasal dari pegunungan masih menghantui masyarakat setempat hingga saat ini. Salah satu teori mengatakan jika makhluk yang dideskripsikan oleh masyarakat adlahseekor spectacled bear (Tremarctos ornatus) yang ditemukan di daerah Andes walaupun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai teori ini. Yang jelas, hewan ini tidak berjalan dengan dua kaki dan mengeluarkan suara aneh dan mengerikan.







Kisah mengenai Ucumar zupai memang poupuler di Argentina dan Chili layaknya kisah bigfoot. Walaupun tidak sepopuler bigfoot, namun makhluk cryptoid ini tetap saja membuat penduduk setempat resah, apalagi beberapa rumor mengatakan jika Ucumar Zupai menculik wanita untuk berkembang biak.

Dunia cryptoid memangtidak akan ada pernah habisnya, karena bumi ini masih luas dan masih banyak wilayah yang belum di eksplorasi manusia, jadi tidak heran jika banyak anomali yang kerap kita temukan di bumi ini.

Tritone Paradox, Ilusi Suara Yang Membingungkan


Tritone Paradox, dua kata yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Lalu, apa sih Tritone Paradox itu? Tritone Paradox dapat diartikan sebagai suara ilusi yang diakibatkan oleh permainan nada Shepard (Shepard Tones) yang dipisahkan dengan sebuah interval dari Tritone(semacam interval nada).


Lalu, mengapa disebut sebagai Tritone Paradox? Jawabannya adalah karena ilusi suara ini menimbulkan hasil yang berbeda di tiap - tiap orang yang mendengarnya, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda - beda pula. Suara ini pertama kali diteliti dan diciptakan oleh Diana Deutsch, seorang psikolog musik dalam pertemuan Acoustical Society of America pada tahun 1986. Ketika pertama kali dipublikasikan ke publik bersama bukunya yang berjudul Music Perception, banyak yang menganggap bahwa suara Tritone Paradox merupakan nada sesat yang berbau mistis, namun Diana kemudian berusaha untuk menjelaskannya kepada publik bahwa suara Tritone bisa dijelaskan secara ilmiah.

Karena saya sendiri tidak begitu paham dengan yang namanya nada, maka akan saya jelaskan sedikit. Dalam suara Tritone Paradox, terdapat beberapa pasangan Shepard tones ( jika anda ingin tahu apa itu Shepard tones, klik disini). Tiap nada Shepard ini memiliki frekuensi yang berbeda - beda, sehingga dalam beberapa kasus, nada yang terdengar tinggi bagi kita, namun akan terdengar seperti nada rendah bagi orang lain, menarik bukan?


Diana menemukan sebuah fenomena menarik, yaitu persepsi tiap - tiap orang ketika mendengar nada - nada ilusi ini berbeda - beda. Contohnya, jika orang Inggris dan Amerika lebih sering mendengar nada - nada tinggi dalam suara ini, namun hal sebaliknya terjadi pada orang Vietnam. Menurut Diana, hal ini terjadi karena pengaruh pola nada dalam bahasa lokal warga Vietnam dan bahasa orang Inggris maupun Amerika berbeda. Bahasa yang digunakan oleh warga Vietnam termasuk Tonal Language (bahasa yang sering menggunakan huruf vokal) dengan penggunaan frekuensi rendah, sehingga mereka lebih sering mendengar suara dengan nada rendah ketimbang nada tinggi dalam kehidupan sosial mereka.


Karena saya penasaran dengan ilusi suara ini, maka saya memutuskan untuk membuat sebuah eksperimen kecil. Setelah mengunduh file suaranya, saya kemudian mengajak 5 orang untuk mendengarkan suara ini bersama - sama. Saya menyuruh mereka untuk mencatat tinggi rendahnya tiap nada yang terdengar, dan hasilnya ternyata cukup mengejutkan juga, berikut adalah hasil "pendengaran" mereka tentang suara Tritone Paradox yang berdurasi 27 detik ini:

Orang Pertama
1. Tinggi - Rendah
2. Tinggi - Rendah
3. Tinggi - Rendah
4. Tinggi - Rendah
5. Tinggi - Rendah
6. Tinggi - Rendah

Orang Kedua
1. Tinggi - Rendah
2. Tinggi - Rendah
3. Rendah - Tinggi
4. Tinggi - Rendah
5. Rendah - Tinggi
6. Tinggi - Rendah

Orang Ketiga
1. Tinggi - Rendah
2. Rendah - Tinggi
3. Tinggi - Rendah
4. Tinggi - Rendah
5. Rendah - Tinggi
6. Tinggi - Rendah

Orang Keempat
1. Tinggi - Rendah
2. Rendah - Tinggi
3. Tinggi - Rendah
4. Tinggi - Rendah
5. Tinggi - Rendah
6. Tinggi - Rendah

Orang Kelima
1. Tinggi - Rendah
2. Tinggi - Rendah
3. Rendah - Tinggi
4. Rendah - Tinggi
5. Tinggi - Rendah
6. Rendah - Tinggi

Hasilnya memang berbeda - beda, namun setelah saya mendengar kembali suara ini, tidak heran mengapa mereka memiliki persepsi yang berbeda - beda. Menurut saya, nada - nada tersebut memang tampak tidak jelas dan terkesan memaksa pendengarnya untuk segera menentukan, apakah termasuk nada tinggi atau rendah. Permainan nada ini memang cukup jenius, ketika saya mendengar nada ini, otak saya seperti dipaksa untuk segera menentukan apakah nada tersebut termasuk nada tinggi atau nada rendah sebelum nada yang lain berbunyi, mungkin disinilah letak ilusinya, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda - beda pada setiap orang yang mendengarkannya.

Mungkin sekarang telah berkembang beberapa musik yang memiliki prinsip yang sama dengan Tritone Paradox, mengingat ilusi suara ini sudah cukup lama ditemukan.

Ketika mencari file Tritone Paradox ini, saya mendapatkan dua versi yang berbeda durasinya. Pada file pertama, Tritone Paradox dapat didengar selama 27 detik dengan 6 pola nada yang berbeda, sedangkan pada file kedua, berdurasi sekitar 16 detik. Nah, jika kalian tertarik untuk mendengarkannya, silahkan klik disini untuk file pertama, dan klik disini untuk file yang kedua. Saran saya jika kalian ingin mendengarkan ilusi suara ini, ajaklah setidaknya dua orang untuk mendengarkannya juga, lalu mintalah pendapat tentang nada yang mereka dengar dalam Tritone paradox. SELAMAT MENCOBA...

Kisah dan Misteri Manusia Hutan Dari Eropa


Benua Eropa, merupakan benua tempat pertama kali modernitas dibangun. Di benua ini kan tempat kelahirannya ilmuwan-ilmuwan, musisi-musisi, filosof-filosof, dan penulis-penulis dilahirkan.

Eropa yang merupakan benua dari sebagian besar negara-negara maju ternyata menyimpan banyak mitos dan legenda. Mulai dari vampir, penyihir dan tukang tenung, bahkan woodwose—manusia hutan.

Homo sapiens bukanlah satu-satunya spesies manusia di bumi ini. Ada spesies homo yang lain, diantaranya ada Homo Ferus atau yang disebut orang liar, yang menurut Linnaeus ditutupi rambut, posisi tubuh merangkak, bisu, dan tinggal terpisah dari Homo Sapiens. Mereka sebagian besar tinggal di hutan, bukit, dan pegunungan.


Meski demikian, para ahli masih bertanya-tanya, Makhluk ini sebenernye asli atau palsu. Soalnya, penggambaran si woodwose alias manusia liar ini sering banget muncul di cerita rakyat. Banyak kisah-kisah rakyat, susah dibedakan mana bagian cerita yang bener-bener terjadi, mana yang dilebih-lebihkan.

Bahkan beberapa ahli crypozoology percaya, si woodwose ini umurnya gak tua-tua banget, dan beberapa lagi dari mereka yakin kalau si woodwose itu ampe sekarang masih ada, bersembunyi di hutan-hutan.

MANUSIA LIAR ATAU ANAK YANG HILANG

Homo Ferus ini jadi beberapa, salah satunya adalah Juvenis Lupinus hessensis yang artinya anak-anak serigala, atau anak-anak liar. Ternyata bukan, bukan bayi serigala, tapi anak-anak yang sejak bayi ditinggal orang tua-nya di hutan dan akhirnya diasuh oleh serigala. Nah, serius, gak asing banget kan ceritanya? Iye! Bahkan pendiri Roma, yakni Romulus dan Remus, yakin mereka adalah anak kembar yang sejak bayi disusuin sama serigala.


Patung terkenal Romulus dan Remus disusui seekor serigala.



Ini dia gambar si Mowgli, anak serigala yang sering kita dengarkan kisahnya. The Jungle Book - Rudyard Kipling. Gambar oleh J Lockwood Kipling (1895).

Sebuah patung woodwose dalam Gereja St Mary di Woolpit, Suffolk, di mana Green Children terkenal diduga muncul berabad-abad yang lalu. (Bung E pernah membahas Green Children ini, judul: Misteri Anak-anak Hijau dari Woolpit).

PENAMPAKAN-PENAMPAKAN

Pada tahun 1934 misalnya, sekelompok pemburu melihat sesosok woodwose mengintai dibalik pepohonan di hutan dekat Uzitza di Serbia. Mereka pun tak ambil tempo langsung mengejar woodwose tersebut. Bak mendapat kedondong durian runtuh, si woodwose tersudut dan akhirnya terjatuh. Ketika para pemburu mendekati, mereka takjub dengan hasil buruan mereka, yakni, seorang pemuda manusia yang benar-benar telanjang dan agak berbulu tapi terlihat sangat normal, berumur kira-kira 15 tahun, ketakutan, dan tertutup lumpur. Si pemuda-bulu inipun diangkut dan ditaroh di desa setempat. Sungguh sayang seribu sayang, si pemuda-bulu tak dapat berbicara sedikitpun, tapi dapat menirukan suara burung-burung dan binatang-binatang hutan, doski juga bisa bergerak dan mempunyai reflek yang sangat cepat. Si pemuda-bulu juga begitu tangguh karena dapat berjalan maupun merangkak dengan kecepatan yang luar biasa. Pemuda ini pun hanya makan akar dan buah-buah hutan.

Pada masa pemerintahan Henry II (1154-1189), sesosok woodwose ditangkap di jaring oleh beberapa pelaut ketika woodwose tersebut sedang berenang di laut. Menurut keterangan yang ditulis oleh penulis sejarah dan biksu Ralph of Coggeshall di Anglicanum Chronicon nya, makhluk itu benar-benar telanjang, tapi menyerupai seorang laki-laki, dengan jenggot berlimpah dan runcing, dan dadanya sangat berbulu. Manusia liar ini pun dibawa ke kastil lokal dan dijaga siang dan malam. Doski tidak mampu berbicara, tidak menampilkan rasa hormat ketika dibawa menemui penduduk di gereja, dan lebih menyukai makan ikan mentah ketimbang yang dimasak. Pernah suatu ketika ada yang melarikan diri ke laut sekali, tapi akhirnya balik atas kemauan sendiri. Nah, waktu dia menlarikan diri ke laut untuk yang kedua kalinya, dia gak balik lagi dan gak pernah terlihat lagi seumur-umur.

Mr. Linnaeus (seorang peneliti ) ternyata punya bukti konkret keberadaan Homo Ferus-nya. Dia menyebutnya Wild Girl of Champagne (Gadis Liar dari Champagne). Dia telah dikonfirmasi untuk bertahan 10 tahun (November 1721-September 1731) di hutan daerah Champagne, Prancis, sebelum ditangkap pada usia 19. Luar biasa untuk anak-anak liar. setelah ditangkap, dia diajari membaca dan menulis, dan benar-benar direhabilitasi secara intelektual. Sedaap!

BENAR-BENAR LIAR?

Sejumlah disebut orang liar telah terbukti adalah manusia biasa, yang karena berbagai alasan--dari kemiskinan, masalah kesehatan mental, atau melarikan diri dari penganiayaan, dan keinginan sederhana untuk menyingkirkan beban kehidupan modern--telah meninggalkan kehidupan normal mereka dan keluar dari lingkungan masyarakat normal, mencari pelipur lara dan kesendirian di alam liar.

Pada musim gugur 1936, misalnya, tim peneliti yang sedang bekerja di hutan memeriksa salah satu hutan besar dekat Riga, Latvia, tiba-tiba menemukan suatu kumpulan apeman (ape: primata, monyet; man: manusia; apeman: manusia monyet?) meringkuk di dasar pohon. Ketika melihat para peneliti, apeman-apeman tadi melarikan diri dengan cepat, berayun ke cabang pohon dan memanjat ke atas dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika ditembak oleh salah satu peneliti, si apeman menjerit dan jatuh ke atas tanah, di mana ia ditangkap oleh orang-orang, yang menemukan bahwa apeman itu ditutupi rambut dan tidak memakai pakaian. Ketika dibawa kembali ke desa dekat, makhluk itu diakui di sana sebagai buruh tani yang telah hilang bertahun-tahun sebelumnya, namun ia sekarang tidak lagi mampu berbicara atau mengerti pembicaraan, dan hanya mampu berteriak gembira saat daging atau buah ditempatkan di hadapannya.


Nebukadnezar di padang gurun. Digambar oleh William Blake

Selama Abad Pertengahan, orang gila atau tolol kadang-kadang dilepaskan ke padang gurun untuk berjuang sendiri, sehingga mereka menjadi sedikit lebih buas. Menurut Kitab Alkitab tentang Daniel, raja Babel Nebukadnezar II yang perkasa menjalani masa tujuh tahun kegilaan, selama waktu dia tinggal sendirian di alam liar, merangkak untuk makan rumput, dan memungkinkan rambut dan kuku tumbuh tak terkendali sampai ia menyerupai apeman, bukan manusia.

Sampai sekarang di Eropa, legenda tentang woodwose ini masih ada dan bahkan jadi simbol beberapa daerah. Mereka menganggap bahwa keberadaan woodwose adalah sebuah kekuatan alam, kesuburan, kelahiran kembali, dan tentang apa yang disebut the ‘noble savage’ uncorrupted by modern civilisation, perlambangan idealisme yang tidak terkorupsi oleh peradaban modern.

Sumber