Ternyata orang Australia punya kepercayaan aneh untuk menolak roh-roh jahat. Ya, mereka menggunakan sepatu untuk tujuan itu.
Tapi, bagaimana caranya? Penduduk Australia di masa lalu suka
menyembunyikan sepatu di berbagai sudut rumah yang tersembunyi, seperti
loteng dan tempat lainnya. Kebiasaan ini ditemukan oleh sejarawan
Australia, Doktor Ian Evans yang melakukan penelitian selama enam tahun.
Di sebuah pedesaan terpencil di Tasmania, Evans bertemu Alan Cooper,
sang pemilik rumah kuno, yang menemukan puluhan sepatu kuno dan
benda-benda lain di loteng rumah tersebut.
Sang Doktor tidak hanya menemukan puluhan pasang sepatu, tapi juga
tulang-belulang kucing, boneka, pakaian tertentu, dan lainnya. Meskipun
ternyata paling banyak menemukan sepatu.
Seperti dikutip dari BBC, Doktor Evans mengatakan, "Ini semua merupakan
bagian dari praktek kuno untuk menangkal roh jahat atau penyihir.
Dengan menempatkan benda-benda itu di bagian bangunan tertentu,
diharapkan dapat menangkal bahaya yang mungkin mengintai." Salah-satu
temuan paling spektakuler dan tak terduga adalah ditemukannya sepatu
anak-anak di dalam tempat tersembunyi di bangunan Harbour Bridge di
Sydney, Australia.
Di beberapa tiang jembatan itu, tidak jauh dari Gedung Opera, para
pekerja yang tengah menggali sebuah terowongan, menemukan sepatu anak
berusia tua.
Dari analisa terhadap fisik sepatu tersebut, kemungkinan besar sepatu
itu dipakai sekitar 1920, ketika jembatan tersebut sedang dibangun.
Bagaimana bisa ada di tempat tersebut? "itu disembunyikan oleh para kuli
bangunan atau tukang batu untuk melindungi mereka dari kekuatan jahat,"
demikian hipotesa Dokter Evans.
Dari berbagai temuan benda-benda itu, Evans menyederhanakan temuannya dengan memformulasikan pada empat hal:
• Inggris: praktek menyembunyikan benda-benda dalam bangunan untuk
mengusir roh jahat tersebar luas di Inggris sejak abad ke-17, dan para
imigran di Australia melanjutkan kebiasaan tersebut.
• Rasa takut: para imigran takut kehilangan anak-anak mereka sakit, yang
diyakini terkait dengan keberadaan roh jahat. Dihadapkan keterbatasan
prasarana kesehatan, para imigran akhirnya 'lari' ke praktek tahayul.
• Kaum belia: sebagian besar benda yang ditemukan adalah sepatu
anak-anak, atau pakaian. Alasannya: kekuatan dan kepolosan kaum muda
akan cukup kuat untuk mengalahkan roh kejahatan.
• Kebodohan: para imigran percaya pada Tuhan dan pergi ke gereja, namun
sebagian besar berpendidikan rendah dan lebih tertarik tahayul. Percaya
pada Tuhan tapi masih tertarik tahayul?
Aduh, jadi ingat fenomena berbondong-bondongnya orang mendatangi Ponari
si "penyembuh dengan batu" yang sempat heboh di negeri ini beberapa
tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar